Kamis, 20 Januari 2011

Kegiatan Adat yang Masih Berlangsung di Zaman Modern

Jombang: Pada masa sekarang ini tidak sedikit masyarakat yang masih memiliki kapercayaan dengan hal – hal yang berbau mistis. Misalnya saja di dusun paras, desa turipinggir, kecamatan megaluh, kabupaten jombang, yang masih memiliki kepercayaan Nyadran di Cungkup Mbah Brendil.
Nyadran adalah kegiatan bersih desa yang dilakukan oleh masyarakat dusun paras, desa turipinggir, kecamatan megaluh, kabupaten jombang, yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun, yaitu pada bulan suro tepatnya hari jum’at pahing.
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan desa dari segala macam gangguan, sehingga masyarakatnya bisa hidup aman, tentram, dan sejahtera.
Kegiatan ini dinamakan Nyadran di Cungkup Mbah Brendil karena segala kegiatan dilaksanakan dan di pusatkan di cungkup mbah brendil, yaitu tempat yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat keramat yang dihuni oleh kekuatan ghaib, yang melindungi dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dusun tersebut.

1.      Peralatan dan makna simbolik
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut dibutuhkan peralatan yang dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.           Peralatan untuk persembahan yang berupa sesajen, terdiri dari :
Ø          Bunga Setaman, melambangkan keberagaman budaya yang ada di masyarakat.
Ø          Kelapa Gading ( cengkir ) kenceng pikir, yang bermakna dalam melaksanakan kegiatan harus menata niat.
Ø          Kemenyan atau Dupa, melambangkan keharuman artinya kebaikan untuk semua orang.
Ø          Merang ( dahan padi ), melambangkan suatu kemakmuran masyarakat yang dilambangkan dengan padi.
b.          Peralatan untuk pengumpul massa, yaitu berupa gamelan dan wayang kulit. Gamelan digunakan sebagai alat pemersatu dan pengumpul massa, sedangkan wayang kulit sebagai cerita yang melambangkan kehidupan masyarakat.

2.      Kronologi ( urutan kejadian )
              Nyadran dilaksanakan dari pagi hingga malam yang di bagi menjadi 2 acara, yaitu pemberian sesajen dan pagelaran wayang kulit.
Pemberian sesajen dilakukan dari pagi hingga siang. Setiap orang di dusun paras, desa turipinggir, kecamatan megaluh, kabupaten jombang, harus menyiapkan sesajennya sendiri. Sesajen tersebut terdiri dari Bunga Setaman, Kelapa Gading, Kemenyan atau Dupa, dan Merang, di tata rapi secara melingkar di atas wadah yang warga dusun paras menyebutnya tempeh. Hal ini bermakna agar perekonomian masyarakat selalu berputar dengan baik dan sejahtera. Kemudian sesajen yang telah di tata tersebut di bawa sendiri oleh setiap orang dan tidak boleh diwakilkan, ini dimaksudkan agar masyarakat terhindar dari sifat malas dan terhindar dari kesialan. Setelah sampai di makam cungkup mbah brendil, sesajen dari setiap orang di tata dengan rapi mengitari makam mbah brendil.
Pengumpulan sesajen di batasi hingga sampai tengah hari saja, kemudian diteruskan dengan pagelaran wayang kulit. Acara ini biasa saja, sama halnya dengan pagelaran wayang kulit di tempat – tempat lain. Bedanya hanya pada waktu pelaksanaan dan dalang yang memainkannya. Pagelaran wayang kulit yang di adakan pada acara Nyadran Di Cungkup Mbah Brendil ini dilakukan pada siang hari, dikarenakan jika dilakukan pada malam hari akan terkesan menyeramkan  Sedangkan perbedaan pada dalang yang memainkannya yaitu dalangnya tidak pernah di ganti, dari tahun ke tahun dalangnya selalu tetap, karena menurut kepercayaan masyarakat setempat jika dalangnya di ganti, maka setiap seminggu sekali selalu ada saja warga yang kemasukan setan ( kesurupan ).


Nilai – nilai yang Terkandung Dalam Nyadran di Cungkup Mbah Brendil
          Nilai – nilai yang terkandung dalam kegiatan tersebut adalah :
3.      Nilai Kebersamaan
                  Dengan kegiatan tersebut maka seluruh masyarakat bahu membahu, bergotong royong, dan saling membantu antara yang kaya dengan yang miskin.
4.      Nilai Religi
                  Maksudnya bahwa acara tersebut sebagai kepercayaan atau pemujaan kepada tuhan melalui tempat yang dianggap mustajabah.
5.      Nilai Sosial Masyarakat
                  Sebagai alat pemersatu masyarakat desa.
6.      Nilai Ekonomi
                  Dengan kegiatan tersebut dapat menghidupkan atau menggerakkan perekonomian lingkungan.

                                                                                                
Prospek Nilai – nilai Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
                      Dengan kegiatan tersebut masyarakat dapat bersatu dan menghilangkan kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin, serta dapat digunakan sebagai kegiatan pelestarian budaya dan menghormati leluhur yang telah berjasa dalam pendirian atau pembentukan desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar